Pergantian Petinggi Polri
JK : Komjen Oegroseno resmi
menggantikan Komjen (Purn) Nanan Soekarna sebagai Wakapolri. Untuk
mengoptimalkan masa kerja yang hanya enam bulan ke depan, mantan Kepala
Badan Pemelihara Keamanan ini memprioritaskan program peningkatan
pelayanan kepada warga masyarakat dan soliditas internal. “Jangan sampai
masyarakat yang berhadapan dengan kepolisian merasa dipersulit,” kata
Oegro di halaman Baharkam, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis
(1/8/2013).
“Masyarakat harus lebih nikmat setelah keluar dari kantor polisi
daripada masuk hotel,” sambung mantan Kadiv Propam Polri ini. Strategi
lainnya adalah dengan cara blusukan ke rakyat yang diayominya. “Jangan
sampai nanti duduk di ruangan terus, porsentase di luar akan lebih
banyak. Kalau takut hitam jangan jadi pemimpin,” ujarnya.
Tak kalah penting penghargaan dan hukuman bagi anggota Polri. Ini
tentunya sebagai langkah untuk menggenjot kinerja dan dinamika personel
kepolisian dalam berinteraksi dengan masyarakat di lapangan. “Jangan
sampai bagus ekternal tapi ke dalamnya tidak. Jangan sampai seperti
kasus 2008,” ujar dia.
Dia mencontohkan kasus Susno Duadji, saat itu Polri berseteru tidak
hanya antar institusi tapi juga internal di tubuh Korps Bhayangkara itu
sendiri. “Peristiwa itu menjadi pelajaran penting, internal Polri harus
kuat dan solid,” ujarnya.
Kabaharkam Baru
Asisten Operasi Polri Irjen Badrodin Haiti
naik menjadi Kabaharkam Polri menggantikan Komjen Oegroseno. Badrodin
kini menjabat posisi bintang tiga. Dalam telegram Kapolri yang beredar
di kalangan wartawan, Kamis (1/8/2013), kenaikan pangkat Badrodin itu
tertuang dalam ST/1541/VIII/2013, 31 Juli 2013.
Kenaikan Badrodin ini cukup mengejutkan. Apalagi Badrodin salah satu
calon Kapolri yang melakukan pelaporan kekayaan ke KPK. Total ada 9
orang yang merupakan calon kuat Kapolri.
Peta Kapolri Baru
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai pergantian tersebut tak akan berpengaruh signifikan pada proses pergantian Kapolri.”Terpilihnya Jenderal Oergoseno saya kira langkah alamiah di kepolisian. Saya ucapkan selamat, tapi pergeseran kemarin tidak memberikan dampak efek yang signifikan terhadap rencana pergantian kapolri,” kata Priyo Budi Santoso di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Termasuk menurutnya tidak akan berpengaruh pada figur-figur kandidat
pengganti Timur Pradopo, karena pergantian wakapolri hanya keharusan
institusi polri atas pensiunnya Nana Sukarna. “Jadi tidak memberikan
efek yang terlampau signifikan mempengaruhi peta personel
jenderal-jenderal yang akan dicalonkan sebagai kapolri,” tuturnya.
“Feeling saya masih beredar (nama) seperti yang kemarin, tidak akan
pengaruhi peta perbincangan. Dan pejabat tidak otomatis jadi kandidat
kuat atau terkuat. Kita lihat perkembangannya,” imbuh politisi Golkar
itu.
Sementara soal pengganti Kapolri itu sendiri menurut Priyo DPR hingga
saat ini masih menunggu nama yang diajukan oleh Presiden SBY untuk
dibahas di DPR.
“Saya sendiri meyakini presiden, saya mohon untuk beri beliau
kewenagan penuh apakah akan mengajukan satu dua atau tiga orang ke DPR.
Andaikan ajukan seorangpun saya cenderung mengajak semua untuk
menghormati pilihan tersebut,” ucap Priyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar